
InfoBerbagaiBerita - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof Dr KH Said Aqil Siroj membacakan 4 pernyataan sikap PBNU usai bertemu Presiden Joko Widodo di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Senin (7/11/2016).
Said Aqil menegaskan, PBNU mengapresiasi aksi demo Ahok 4 November 2016 pada Jumat (4/11/2016). Menurut Said Aqil, demo berjalan tertib dan damai hingga pukul 18.00 WIB.
Said Aqil mengatakan, unjuk rasa merupakan bagian dari berdemokrasi yang beradab. Ratusan ribu umat Islam yang melakukan demonstrasi memiliki niat yang tulus untuk menuntut proses hukum terhadap Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam kasus dugaan penistaan agama.
Said Aqil menyindiri Presiden Jokowi yang menyebut demo yang berakhir ricuh tersebut ditunggangi oleh aktor-aktor politik.
Said Aqil juga menyindir Ahok yang kerap menyampaikan kalimat-kalimat kotor dan menimbulkan kontroversi. Bahkan sering kali melahirkan perpecahan, seperti dalam kasus dugaan penistaan agama.
“Tidak tepat untuk menstigma bahwa aksi damai 4 November ditunggangi oleh kelompok-kelompok tertentu. Lebih bijaksana bagi semua pihak hendaknya mengambil pelajaran dari aksi damai 4 November tersebut,” tegas Said Aqil.
Pernyataan sikap PBNU disampaikan Said Aqil usai menerima kunjungan Presiden Jokowi. Saat membacakan pernyataan sikap, Aqil Siroj didampingi Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini dan Rois’ Am PBNU yang juga Ketua MUI, Ma’ruf Amin.
Berikut 4 pernyataan sikap PBNU yang dibacakan Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siroj, Senin (7/11/2016):
Bismillahirrahmanirrahiem
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Allahumma Shalli wa Sallim ‘Ala Sayyidina Muhammad
Mencermati perkembangan situasi dewasa ini, bersama ini kami tegaskan:
1. Sebagai bagian dari cara berdemokrasi yang beradab dan niat yang tulus untuk meluruskan etika kepemimpinan, Kami mengapresiasi #AksiDamai411. Karena hakikat kepemimpinan adalah teladan yang baik (uswatun hasanah). Pemimpin tidak boleh berujar kalimat-kalimat kotor yang menimbulkan kontroversi bahkan melahirkan perpecahan. Pepatah mengatakan: “Keselamatan seseorang adalah dengan menjaga lisannya”.
Sekarang saatnya bagi kita untuk memperkokoh tali ukhuwah, baik ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathoniyah (persaudaraan kebangsaan) bahkan ukhuwah insaniyah (persaudaraan kemanusiaan). Tidak tepat untuk menstigma bahwa #AksiDamai411 ditunggangi oleh kelompok-kelompok tertentu. Lebih bijaksana bagi semua pihak hendaknya mengambil pelajaran dari ##AksiDamai411 tersebut.
2. Tugas aparat keamanan adalah menindak pihak-pihak yang ingin menodai niat luhur dari #AksiDamai411. Adapun mengenai kericuhan yang ditimbulkan, kami tidak yakin bahwa itu dilakukan para pengunjuk rasa #AksiDamai411. Kami justru menengarai hal itu dilakukan kelompok yang ingin merusak kemurnian dan niat suci dari tujuan gerakan Aksi Damai 4 November.
3. Menyayangkan kelambanan pemerintah dalam melakukan komunikasi politik dengan rakyatnya. Mendesak kepada pemerintah untuk segera melakukan dialog yang lebih intensif dengan seluruh lintas tokoh pemuka agama sehingga terbangun suasana kondusif.
4. Menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu padu, senantiasa membangun ukhuwah dan memperkokoh ikatan kebangsaan kita.
Semoga peristiwa ini menjadi pelajaran yang paling berharga bagi kita sebagai bangsa agar tidak terulang di kemudian hari.
Allahu Akbar, NKRI Harga Mati.
Jakarta, 7 November 2016
Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, MA (Ketua Umum)
DR. Ir. H. A. Helmy Faishal Zaini (Sekretaris Jenderal)
(ps)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar